[[ InteRmeZoo ]]

aKu adaLah SosoK waNita yaNg maniZ , MAnja daN NArZizz . .

ituLAh aKu . .

MohOn diMakLumiii . .

Hahaha . .

so JoiNt Me , to Be yoUr FriendS . .



HatuR NuHun. .





Thx , udaH mampiR di Blog ^Hanya Octry diSini^ Lanjutkan daN be Comment , MeRdeka!!!!

MELILEA >> TRANSFORM YOUR LIFE



Bouncing ball













Kamis, 11 Desember 2014

Terapi Infertilitas Tingkatkan Risiko Bayi dengan IQ Rendah

Terapi infertilitas untuk membantu pria dengan kualitas sperma yang rendah ternyata beresiko menyebabkan bayi yang dilahirkan memiliki tingkat kecerdasan rendah.


Terapi infertilitas yang dimaksud adalah metode bayi tabung menggunakan teknik ICSI (intra-cytoplasmic sperm injection) atau penyuntikkan sel sperma langsung ke dalam inti sel telur. Metode ini membantu sel sperma yang jumlah sedikit atau kualitasnya rendah untuk membuahi sel telur.

Namun sebuah penelitian menunjukkan, anak-anak yang terlahir dari metode bayi tabung tersebut beresiko lebih besar memiliki kelainan genetik. Sekitar seperempat anak diketahui mengidap autisme. Sementara itu 51 persen bayi beresiko memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.

Belum jelas apa yang memicu kelainan tersebut, apakah kerusakan sel sperma. Terlebih teknik ini melibatkan proses "operasi" untuk mengekstrak sperma dari testis.

Namun para peneliti yang melakukan analisa ini menegaskan bahwa risiko kelainan genetik tersebut termasuk kecil. Penelitian dilakukan terhadap lebih dari 2,5 juta kelahiran. Dengan demikian pasangan yang ingin melakukan metode bayi tabung dengan teknik ICSI diminta tidak khawatir.

Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Carol Povey dari Pusat Penelitian Autisme. "Autisme adalah kondisi yang sangat kompleks dan bisa diakibatkan oleh faktor genetik dan fisik. Kami meminta orang untuk tidak langsung menyimpulkan penyebab autisme," katanya.

Povey menambahkan, penelitian memang dibuat untuk memahami penyebab autisme, tetapi lebih penting adalah membantu orangtua dan masyarakat untuk memberikan dukungan penuh sehingga anak-anak autis bisa mencapai potensi maksimal mereka.
 
sumber : kompas.com



Senin, 08 Desember 2014

Siapkan Fisik Sebelum Hamil




Untuk bisa hamil sehat, pastikan kondisi fisik baik. Mempersiapkan fisik bukan saat sudah positif hamil, tapi harus dimulai saat pasangan merencanakan kehamilan setelah menikah. Jadi, jika ingin hamil sehat, jalani kebiasaan baik berikut ini.

* Menjaga IMT normal
Ada cara mudah untuk mendeteksi apakah perbandingan berat tubuh dan tinggi badan Anda berada di dalam "takaran" yang normal atau tidak, caranya dengan menghitung indeks massa tubuh (body mass index/BMI).

Pengategorian berat badan seseorang berdasarkan IMT adalah:
IMT 18,5 - 24,9: Normal
IMT 25 - 30: Kegemukan
IMT 30,1 - 34,9: Obesitas Kelas I
IMT 35 - 40: Obesitas Kelas II
IMT > 40: Obesitas Kelas III

Memiliki IMT di atas 25 meningkatkan risiko masalah kesehatan. Salah satunya adalah masalah hormonal yang memengaruhi siklus menstruasi atau ovulasi. Masalah ini juga memengaruhi tingkat fertilitas perempuan.

* Tinggalkan kebiasaan buruk.
Merokok, mengonsumsi alkohol dan kafein, barangkali menjadi kebiasaan sebagian perempuan. Saat ingin hamil segera tinggalkan kebiasaan buruk ini.

Kebiasaan merokok menyebabkan bayi lahir dengan berat kurang, selain tentu juga merusak paru-paru. Banyak studi menunjukkan, kebiasaan buruk ini meningkatkan risiko menopause dini. Berhentilah merokok sekarang juga untuk menjaga kesuburan.

Sementara, kebiasaan minum alkohol yang masih diteruskan saat hamil bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang janin, sedangkan kafein bisa meningkatkan risiko keguguran.

* Konsumsi asupan bergizi mengandung asam folat.
Asam folat dibutuhkan tubuh sebagai salah satu asupan vitamin B untuk pembentukan sel baru. Takaran yang direkomendasikan adalah 400 mikrogram per hari, kata Mark Gapinski, MD, spesialis obgyn dari Central DuPage Hospital, di Winfield, Illinois.

Bagi perempuan hamil, kebutuhan vitamin B ini bisa didapatkan dari kacang lentil (takaran 360 mcg per cangkir) dan sayuran hijau seperti bayam (260 mcg per cangkir). Gunanya, untuk mencegah keguguran dan cacat lahir.

Jika memang perlu, tambahkan suplemen yang bisa mendukung kesehatan janin. Di antaranya suplemen asam folat, suplemen zat besi untuk meningkatkan kadar mineral penting dalam tubuh, serta asam lemak omega-3.

* Tidur berkualitas.
Perempuan yang mengalami infertilitas memiliki level hormon leptin yang rendah. Level hormon yang memengaruhi pengaturan rasa lapar dan berat tubuh ini bisa ditingkatkan dengan istirahat cukup. Atur waktu tidur Anda. Upayakan tidur tujuh hingga delapan jam setiap harinya. Ciptakan tidur yang berkualitas. Berolahraga menjadi salah satu cara agar tidur lebih berkualitas. 

* Rutin memeriksa kesehatan reproduksi.
Infeksi yang diakibatkan penyakit menular seksual dapat menyebabkan radang pada pelvic dan saluran telur, yang dapat menyebabkan kemandulan. Sebaiknya periksalah kesehatan organ reproduksi Anda secara rutin ke spesialis kandungan.

Pemeriksaan kesehatan secara umum juga tak kalah penting dalam menyiapkan kehamilan. Gangguan tiroid, anemia, kekurangan zat besi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan infeksi vagina, adalah sederet penyakit yang bisa mengganggu kehamilan. 

* Lebih rajin olahraga.
Mulailah melakukan olahraga sebelum hamil. Karena selama hamil sembilan bulan tubuh Anda harus bekerja lebih keras untuk menjamin kesejahteraan janin di kandungan. 


sumber : Kompas.com

Siap Mental, Hamil Lebih Sehat Tak Mudah Cemas


KOMPAS.com - Kecemasan juga kekhawatiran yang kerap muncul saat hamil merupakan sebagian petanda ketidaksiapan mental. Dengan mencari pengetahuan dari sumber yang tepat mengenai proses terjadinya kehamilan, berbagai kekhawatiran, juga mitos seputar kehamilan yang seringkali muncul menjadi terbantahkan, sehingga calon ibu lebih siap secara psikis. 


"Kehamilan harus diharapkan, diinginkan, dan direncanakan, dengan begitu ibu lebih siap secara psikologis. Cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kehamilan, seperti dampak yang muncul dari kehamilan, bagaimana proses terjadinya kehamilan, bagaimana janin berkembang dalam kandungan, juga memahami bahwa kehamilan bukan penyakit. Ketidaktahuan mengenai berbagai hal seputar kehamilan menimbulkan ketakutan, kecemasan," terang Emi Nurjasmi, Ketua Ikatan Bidan Indonesia, saat dihubungi Kompas Health, Minggu (26/1/2014).

Menurut Emi, berbagai pengetahuan seputar kehamilan ini semestinya sudah dikuasai sebelum hamil atau saat merencanakan kehamilan. Jadi bukan pada saat wanita sudah hamil, baru kemudian mencari informasi untuk mengatasi kekhawatiran yang mulai muncul.

Dengan informasi tepat dari tenaga medis, Emi mengatakan berbagai masalah psikis yang kerap muncul saat hamil bisa ditekan. Seperti mual muntah saat hamil yang merupakan salah satu petanda ketidaksiapan psikis ibu hamil.

"Mual muntah terjadi salah satunya akibat tidak siap secara psikis," ungkapnya.

Kesiapan mental sebelum hamil menjadi penting karena akan memengaruhi kualitas kehamilan seseorang. Pada wanita yang sangat mengharapkan kehamilan, kemudian merencanakannya termasuk membekali diri dengan pengetahuan tepat sebagai upaya menyiapkan mental, cenderung akan menjalani kehamilan yang sehat.

Emi mengatakan, wanita yang merencanakan kehamilan dengan bahagia akan berusaha memenuhi nutrisi sebelum dan saat hamil, demi kebaikan dirinya dan calon bayi.

"Perilaku Hidup Bersih Sehat saat hamil juga akan dijalankan dengan baik jika kehamilan sangat diharapkan," tambahnya.

Sementara, lanjut Emi, jika kehamilan lebih disiapkan, baik fisik, psikis bahkan ekonomi, calon ibu cenderung akan lebih memelihara tubuhnya, peduli dengan asupan makanan hariannya, memastikan setiap makanan yang dikonsumsinya memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang. Sehingga risiko kehamilan pun bisa ditekan. 

Menurut Emi, kesiapan seperti ini bisa didapatkan setiap calon ibu dengan langkah sederhana, yakni proaktif mencari informasi demi mendapatkan pengetahuan tepat seputar kehamilan.

sumber : http://health.kompas.com/

Belum Hamil Juga?




Tak dipungkiri, prasangka orang terhadap pasangan suami-istri (pasutri) yang belum juga mendapatkan momongan setelah cukup lama menikah terkesan negatif.

Pasutri yang mengalaminya pun akan berpikir balik tentang bagaimana pandangan orang terhadap mereka, sehingga muncullah rasa was was, cemas, tidak nyaman bahkan barangkali jengkel.

Apalagi bagi seorang wanita, akan menjadi sangat sensitif ketika mengalami penantian panjang untuk bisa hamil. Bahkan, pertanyaan yang mungkin terucap secara iseng seperti: sudah isi belum? Kapan nih dapet keponakan? Kok belum hamil juga?, isa menjadi hal yang sangat menyedihkan dan menimbulkan rasa bersalah bagi wanita yang tak kunjung hamil setelah sekian lama menikah.

Kondisi ketidakmampuan wanita menikah untuk hamil setelah melakukan hubungan seksual secara teratur selama 1 tahun, atau 6 bulan pada wanita berusia > 35 tahun disebut sebagai infertilitas (ketidaksuburan). Wanita menikah yang telah hamil, namun kehamilannya tidak bisa bertahan, juga bisa dikatakan infertil (tidak subur).

Kehamilan dapat terjadi jika terjadi proses berikut: tubuh wanita melepaskan sel telur dari salah satu indung telur (ovulasi), sel telur tersebut akan berjalan melewati tuba falopi menuju uterus (rahim), selama perjalanan tersebut harus ada sperma dari pria yang akan bergabung (membuahi) dengan sel telur, dan sel telur yang telah dibuahi akan menempel ke bagian dalam uterus (implatansi). Adanya gangguan/masalah di salah satu proses tersebut dapat menyebabkan infertilitas.

Kebanyakan kasus infertilitas pada wanita disebabkan oleh adanya gangguan/masalah pada proses ovulasi. Tanpa ovulasi, tidak ada sel telur untuk dibuahi. Proses ovulasi yang tidak normal seringkali ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak menstruasi (amenorrhea).

Gangguan pada proses ovulasi tersebut sering disebabkan oleh polycystic ovarian syndrome (PCOS), yaitu kondisi ketidakseimbangan hormon. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh primary ovarian insufficiency (POI) yang terjadi ketika indung telur tidak berfungsi sebelum berusia 40 tahun. POI tidak sama dengan menopause dini.

Penyebab lainnya, antara lain: tuba falopi tersumbat akibat penyakit radang panggul (pelvik), endometriosis, atau operasi pada kehamilan ektopik; kelainan pada uterus dan adanya benjolan jinak yang berisi gumpalan jaringan atau otot pada dinding uterus (uterine fibroid).

Risiko infertilitas pada wanita juga dapat meningkat karena beberapa faktor berikut: usia, kebiasaan merokok dan minum alkohol, stres, kurang gizi, teralu berat beraktivitas, berat badan terlalu rendah atau overweight, penyakit menular seksual.

Pada wanita, pemeriksaan untuk mengetahui infertilitas diawali dengan pemeriksaan riwayat medis dan fisik oleh dokter. Pada pemeriksaan riwayat medis, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seperti riwayat menstruasi, kehamilan, penyakit infeksi menular, dan penggunaan kontrasepsi.  Dari pemeriksaan ini, terkadang dokter dapat mencurigai penyebab infertilitas, namun perlu dipastikan dengan pemeriksaan lain misalnya pemeriksaan darah dan ultrasound.

Pemeriksaan darah biasanya digunakan untuk mengevaluasi proses ovulasi, yaitu meliputi : Thyroid-stimulating Hormone (TSH), Prolaktin, Luteinizing Hormone (LH), Folicle-stimulating Hormone (FSH), dan Progesteron. Sementara pemeriksaan ultrasound yang dilakukan, antara lain Hysterosalpingography (HSG) dan Laparoscopy.

Menemukan penyebab infertilitas pada wanita dapat menjadi proses yang panjang dan mungkin akan melelahkan secara emosional. Butuh waktu yang panjang untuk melakukan semua pemeriksaan yang dibutuhkan dan menemukan penyebab pastinya. Jadi, jangan khawatir jika tidak segera ditemukan masalah.


sumber : health.kompas.com